SEJARAH BERDIRINYA TAJ MAHAL di INDIA
Sejarah dibangunnya Taj Mahal di India dimulai pada tahun 1630,
dimana tempat ini dibangun atas perintah Munghal Shah Jahan yang pada saat itu
adalah kaisar di India. Taj Mahal ia bangun sebagai sebuah musoleum untuk
istrinya yang berasal dari Persia, yaitu Arjumand Banu Begum yang dikenal juga
sebagai Mumtaz Mahal atau Mumtaz-ul-Zamani.
Sejarah Dibangunnya Taj Mahal
Pada 5 Januari 1592, Shahabuddin Muhammad Khurram dilahirkan dan
menjadi anak ketiga dari kaisar Jahangir. Ibu yang melahirkannya adalah seorang
putri Rajput dari Marwar yang bernama Putri Manmati atau Bilquis Makani.
Sebelum Khurram lahir, seorang peramal telah menduga bahwa Khurram memang
ditakdirkan untuk sesuatu yang megah. Karena ramalan itu, kakeknya, kaisar
Mughal ke-3 memintanya untuk tinggal bersama Ruqiya, istrinya, agar ia bisa
memenuhi permintaan istrinya tersebut untuk membesarkan kekaisaran Mughal, dan
baru pada umur 13 tahun Khurram bisa kembali ke keluarga aslinya. Ia dipilih
menjadi penerus tahta pada tahun 1627 saat ayahnya meninggal dunia. Masa
pemerintahan Khurram perlahan menjadi masa keemasan peradaban India, dan
membuatnya disebut sebagai putra terbaik Mughal.
Sejarah Taj Mahal di India memasuki babak awalnya ketika pada
saat Khurram berumur 20 tahun pada 1612, ia menikahi Arjumand Banu Begum yang
berawal dari kencan yang diatur oleh ahli astrologi istana. Pernikahan tersebut
berbeda dengan pernikahan-pernikahan Khurram yang lain, karena pada masa itu ia
benar-benar setia padanya dan memiliki 14 anak. Meskipun ada cinta yang nyata
di antara keduanya, Arjumand Banu Begum merupakan seorang wanita yang ahli
membujuk suaminya, bahkan ia disebut-sebut pernah melarang Khurram memiliki
anak dari istri-istrinya yang lain. Beberapa waktu berlalu dan Arjumand Banu
Begum akhirnya menjadi permaisuri, dan namanya berubah menjadi Mumtaz Mahal.
Mumtaz Mahal wafat pada usia 40 tahun di Burhanpur saat
melahirkan seorang anak perempuan yang bernama Gauhara Begum, dan ia dikuburkan
sementara di sebuah taman bernama Zainabad yang terletak di Sungai Tapti,
Burhanpur. Kematian Mumtaz Mahal ini membuat anaknya, Putri Jahanara yang saat
itu berumur 17 tahun menjadi sangat sedih dan membagi-bagikan permata kepada
orang-orang yang kurang mampu, berharap adanya bantuan dari Tuhan. Bukan hanya
Jahanara, hal yang sama juga menimpa Khurram yang saat itu sudah mengganti
namanya menjadi Shah Jahan. Berita melaporkan bahwa Shah Jahan sama sekali
tidak bisa ditenangkan dan tidak muncul selama satu minggu.
Sejarawan istana, Muhammad Amin Qazwini menyebutkan bahwa
sebelum Mumtaz meninggal, tak ada lebih dari 12 uban pada jenggot sang Kaisar
dan kini jenggotnya sudah berubah putih. Qazwini juga menuliskan bahwa sebentar
lagi sang Kaisar akan membutuhkan kacamata karena penglihatannya yang mulai
berkurang diakibatkan oleh tangisan tanpa henti selama berhari-hari. Karena hal
ini juga, seorang anggota keluarga kerajaan menulis: “Jika ia terus mengabaikan
dirinya karena kesedihan ini, Mumtaz mungkin akan berpikir untuk meninggalkan
indahnya Surga dan kembali ke Bumi.
Jahan juga harus memikirkan anak-anak yang ditinggalkan padanya oleh Mumtaz.”
Meninggalnya Mumtaz mengubah perilaku Shah Jahan, dan membuka babak kedua sejarah Taj Mahal di India
saat Jahan memutuskan untuk membuat Taj Mahal sebagai makam bagi Mumtaz.
Struktur Taj Mahal
Taj Mahal memiliki desain tradisional arsitektur Persia dan
Mughal. Meski begitu, yang menjadi inspirasi utama adalah bangunan-bangunan
terkenal dari Timurid dan Mughal seperti Gur-e Amir yang menjadi makam Timur,
salah satu keturunan dinasit Mughal di Samarkand, kemudian makam Humayun, serta
makam Itmad-ud-Daulah yang terkadang disebut Baby Taj, dan Jama Masjid milik Shah
Jahan di Delhi. Shah Jahan memperkenalkan penggunaan marmer putih dan batu
berharga, tidak seperti bangunan-bangunan Mughal terdahulu yang menggunakan
bata merah.
Yang menjadi fokus utama dari keseluruhan komplek Taj Mahal
adalah makam yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Mumtaz Mahal.
Layaknya makam-makam Mughal yang lainnya, struktur ini tetap menjaga
elemen-elemen bangunan Persia. Struktur awalnya adalah sebuah kubus yang
memiliki beberapa lorong besar yang membentuk oktagonal asimetris dengan
panjang sekitar 55 meter pada 4 sisinya. Di setiap sisi tadi ada sebuah pishtaq
yang adalah sebuah vaulted archway, membungkis iwan (pintu yang melengkung)
dengan dua buah balkon bengkok di kedua sisinya. Motif pishtaq bertumpuk ini
direplikasi pada sisi lainnya, membuat bangunan ini terlihat simetris dari
semua sisi.
Ancaman Pada Taj Mahal
Pada tahun 1942, karena takut Jepang akan menyerang dan
mengakhiri sejarah Taj Mahal di India, pemerintahan pada masa itu membangun
scaffolding untuk melindungi Taj Mahal. Scaffolding yang sama kembali didirikan
untuk mengelabui pilot musuh pada tahun 1965 dan 1971 saat terjadi perang
antara Pakistan dan India. Bahaya terberat muncul dari polusi lingkungan di
sungai Yamuna, yang termasik di dalamnya adalah hujan asam. Polusi ini mengubah
Taj Mahal menjadi berwarna kuning. Untuk mengontrol polusi ini, pemerintah
India membuat Zona Trapesium Taj (TTZ), yaitu area dengan luas 10.400 kilometer
kubik di area sekitar monumen. Zona tersebut memberlakukan sebuah standar emisi
yang ketat.
Ada lagi kekhawatiran akan integritas struktur dari area makam
yang dikarenakan berkurangnya level tanah di sungai Yamuna yang terus terkikis
sekitar 5 kaki setiap tahunnya. Pada tahun 2010, retakan mulai muncul di
beberapa bagian makam, dan minaret yang mengitari monumen mulai terlihat
miring. Miringnya monumen-monumen diperkirakan karena membusuknya pondasi kayu
dari makam yang disebabkan oleh kurangnya air. Menurut perkiraan, jika kondisi
makam tetap seperti ini maka dalam 5 tahun makam ini bisa runtuh dan
benar-benar mengakhiri sejarah Taj Mahal di India.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar